Sabtu, 07 Januari 2012






POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 1:10 AM under
Jahit kawat adalah salah satu teknik penjilidan yang dikenal dalam industri grafika. Teknik jilid ini cocok digunakan untuk buku yang jumlahnya kurang dari 100 lembar. Pada awal sejarahnya mesin jahit kawat hanya menggunakan alat yang sederhana yang dioperasikan dengan tangan dan menggunakan kawat berbentuk "U" untuk menjahit lembaran-lembarannya. Baru kemudian pada tahun 1880, Brehmer dari Amerika memperkenalkan mesin jahit kawatnya di Jerman.
Dalam perkembangannya benang kawat yang semula berbentuk stick dikembangkan menjadi benang kawat. Namun sampai tahun 1950 mesin jahit kawat masih dalam bentuk yang sederhana. Terbukti baru pada tahun 1910, baru ditemukan alat perenteng (pengumpul) katern untuk mesin jahit kawat. Dan pada tahun 1930 dikenalkan mesin jahit kawat dengan alat perenteng otomatis. Tahun 1949, Muller membuat mesin jahit kawat dengan alat pengumpan katern sederhana. Terakhir, tahun 1957, Muller membuat mesin jahit kawat dengan perenteng yang juga digabungkan dengan mesin potong tiga sisi. (mesin ini sudah termasuk mesin modern)

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 5:25 AM under

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 5:20 AM under

image from www.proell.de

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 4:13 AM under
Salah satu media komunikasi yang dipergunakan oleh manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah hasil produksi grafika yang berupa barang cetakan. Produk grafika ini merupakan alat komunikasi yang berbentuk tulisan, gambar, ilustrasi, dan tanda-tanda baca yang ditata sedemikian rupa dengan menambah unsur seni grafis didalamnya dalam wujud perpaduan, sehingga alat komunikasi ini memberikan kesan tentang sesuatu yang lebih luas dan mendalam.
Sehubungan dengan proses pembuatanya, produk grafika secara umum melalui rangkaian proses yang melibatkan bidang-bidang disiplin ilmu dan teknologi, yaitu:
  1. KimiaYaitu suatu bahan mengalami perubahan akibat pengaruh terhadap gejala kimia. Contohnya: asam, basa, oksidasi, dll.
  2. FisikaYaitu suatu bahan mengalami perubahan akibat pengaruh terjadinya peristiwa fisika. Contohnya: suhu, arus listrik, dll.
  3. TeknologiYaitu suatu bahan mengalami perubahan akibat proses pembuatannya. Contoh:
    • Hardenability / Kekerasan
    • Costability / Pengecoran
    • Machineability / Getaran mesin
    • Weldability / Pengelasan
  4. MekanisYaitu suatu bahan mengalami perubahan akibat dari beban statis maupun dinamis. Contoh:
    • Beban tarik, beban tekan, beban lentur, beban geser, dan kombinasinya
    • Beban tiba-tiba
    • Tahan terhadap goresan dan jatuh bebas
    • Elastisitas bahan secara plastik dapat dirubah bentuknya dan tetap stabil

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 4:11 AM under
Gagasan melipat kertas dengan mesin pertma kali dikembangkan oleh Edward Smith, dan dipatenkan pada tahun 1849. Mesin yang dibuatnya melipat dengan menggunakan pisau lipat. Kemudian tahun 1860, Martini membuat mesin lipat dengan dua ayun, yang dapat menghasilkan lipatan 8 halaman. Tahun 1883, Erust Preuse membuat mesin lipat yang bentuknya sederhana dengan bentuk meja yang digerakkan dengan kaki.
Kemudian tahun 1887, mulai dikembangkan mesin lipat 3 ayun yang dapat menghasilkan lipatan 16 halaman. Tahun 1895, Brehmer membuat mesin lipat berkecepatan tinggi (1800lbr/jam). 1901, Gutberlet membuat mesin lipat dengan 4 ayun yang telah mampu melipat 32 halaman.
Tahun 1892, Gustav Klein membuat alat pemasukan kertas dengan cara hisap dan diberi nama UNIVERSAL, dan baru dipasang pada mesin lipat pada tahun 1906. Sejak tahun 1914, mulai dipergunakan mesin lipat 4 ayun secara otomatis. Terakhir, tahun 1927, mulai dikembangkan mesin lipat paralel (menggunakan tas lipat), sekaligus dikembangkan juga mesin lipat kombinasi (tas dan pisau).

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 4:35 AM under
Sekitar tahun 1800an mulai digunakan mesin potong kertas yang cara kerjanya seperti ketam, dan ada juga yang menggunakan pisau bulat seperti gergaji. Mesin potong yang telah berbentuk seperti mesin potong masa kini ditemukan oleh Guillame Massiquat yang berasal dari perancis pada tahun 1837, Thirault dengan pisau yang tidak bergerak tetapi mejanya yang bergerak ke atas.
Pada tahun 1840-1850, mulai berkembang pisau yang berbentuk kacip. Dan tahun 1859 Karl krause membuat mesin potong yang seluruhnya terbuat dari besi dan memiliki 3 buah ukuran. Lalu tahun 1880, Fomm dan Krause membuat mesin potong tiga sisi dengan meja yang bisa berputar. Tahun 1920 mulai digunakan mesin potong tiga sisi yang bekerja secara otomatis, kertas masuk dari depan dan keluar dari belakang.

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 4:34 AM under
Fudral adalah selubung buku yang digunakan pada saat pengiriman. Biasanya dalam satu selubung buku, terdiri dari beberapa jilid buku. Fudral dapat disajikan dalam bentuk sederhana maupun mewah.
Dalam proses pembuatan fudral sederhana, dapat dilakukan dengan cara dirill maupun digarits, karena bahan yang digunakan hanya karton 400-500gr. Sedangkan fudral dibuat dengan cara dipasang, karena dibuat menggunakan bord 40 ataupun bord 30. Fudral sederhana dapat disajikan tanpat tutup atau denga tutup, namun fudral mewah selalu tanpa tutup.

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 4:28 AM under
Proses pembuatan cover dapat dilakukan dengan cara :
  1. Quarter bound
    • Quarter cloth flush
      Daun sampul menggunakan bahan yang lunak dan murah.
    • Quarter cloth binding
      Daun sampul menggunakan bahan yang lebih kuat, dan punggung buku dari kain.
    • Quarter vellum binding
      Punggung buku menggunakan perkament dan daun sampul berbahan kuat.
    • Quarter lether binding
      Punggung buku menggunakan kulit, dan sampul berbahan kuat.
  2. Half boundPunggung dan sudut buku menggunakan bahan yang sama, sedangkan sampul berbahan kuat.
  3. Full bound
    • Cloth binding
      Seluruh daun sampul berbahan kain
    • Vellum binding
      Seluruh daun sampul berbahan perkament
    • Lether binding
      Seluruh daun sampul berbahan kulit

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 5:09 AM under
Saat ini jenis mesin yang digunakan dalam industri grafika sangat beraneka ragam. Untuk itu kita perlu mempelajari karakteristik dari tiap-tiap mesin itu sendiri agar proses cetak tetap berjalan dengan lancar. Namun apakah sebenarnya definisi dari mesin/alat cetak itu?
Mesin cetak adalah alat produksi yang dirancang untuk menghantarkan tinta cetak yang tipis ke atas permukaan bahan cetak pada bidang-bidang tertentu.
Alat cetak dirangcang untuk menghantarkan tinta cetak keatas permukaan bahan cetak pada bidang-bidang terseleksi secara berulang-ulang untuk menghasilkan produk informasi/dekoratif. Pada prinsipnya, semua alat cetak mempunyai susunan dasar yang sama, dimana susunan itu diistilahkan dengan "susunan fungsional" dari alat cetak. Dan bagian-bagian fungsional pada alat cetak saling berhubungan, sehingga membentuk satu sistem. Adapun persyaratan-persyaratan bagi alat cetak adalah sebagai berikut:
  1. PresisiMesin cetak adalah alat mekanis yang dirancang sebagai alat produksi dengan persyaratan presisi yang tinggi. Unit cetak dalam proses cetak harus dijamin bahwa kontak yang terjadi antara acuan cetak dan bahan cetak merata di seluruh permukaannya. Adanya perbedaan ketinggian sekecil apapun akan menimbulkan perbedaan pada tekanan cetak yang mengakibatkan variasi kehitaman yang bisa dilihat.
  2. EfisiensiSelain persyaratan presisi yang tinggi, mesin cetak dirancang untuk mampu mencapai efisiensi yang tinggi pula dalam pengoprasiannya. Karena presisi yang tinggi saja tidak akan ada gunanya jika mesin cetak tidak dapat dioperasikan dengan efisien. Efisiensi kerja dalam hubungannya dengan mesin cetak dikatakan relatif, karena masih bergantung kepada faktor produktivitas kerja mesin cetak yang lebih cenderung ke arah peningkatan efektifitas dan produktifitas dari mesin cetak. Adapun kriteria mesin cetak yang dapat meningkat produktivitasnya dalah sebagai berikut :
    • Sistem penyetelan bagian fungsional mesin cetak dikontrol oleh peralatan elektronik ataupun komputer, sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Akibatnya terhadap peningkatan produktivitas, yaitu waktu persiapan mesin cetak menjadi jauh lebih singkat
    • Kecepatan (mekanis) cetak ditingkatkan hingga output juga ikut mengingkat

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 1:59 AM under
Pencetakan massal pertama kali dibuat kemingkinan besar untuk memudahkan penduplikasian injil, sedangkan teknik cetak yang pertama kali dikenal adalah teknik cetak tinggi yang ditemukan oleh Johannes Gutenberg di kota Mainz, Jerman pada tahun 1440. Pada saat itu, kota tersebut merupakan sentra pembuatan uang logam. Gutenberg membuat teknik cetak ini karena terinspirasi oleh yang digesekkan degan arang ke atas kertas sehingga membentuk gambar. Karena hal inilah ia berpikir untuk sebuah benda dengan tinggi bervariasi yang disebut juga acuan cetak.
Seperti yang telah diketahui, proses cetak hampir selalu berhubungan dengan kertas. Kertas adalah sebuah lembaran tipis yang terbuat dari jalinan serat selulosa.
Pada tahun 101 M, Tsai Lun dari China menciptakan kertas yang terbuat dari bahan bambu yang memang mudah ditemukan di China. Awalnya teknik pembuatan kertas ini sangatlah "rahasia", namun dengan semakin berkembangnya peradaban di daerah tersebut, maka penemuan ini akhirnya menyebar. Sampai pada akhirnya teknik pembuatan kertas ini jatuh ke tangan orang-orang Arab, tepatnya pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang pada tahun 751 M dalam Pertempuran Sungai Talas. Saat itu para tawanan perang diminta untuk mengajarkan cara pembuata kertas pada orang-orang Arab ini, sehingga pada zaman yang sama, muncullah pusat industri kertas di Baghdad, Samarkand, dan kota-kota industri lainnya, kemudian ke Italia, India, dan daratan Eropa, terutama setelah perang salib dan akhirnya ke seluruh dunia.
Yang menarik adalah, sama seperti bangsa Indonesia yang menyebut kata blue, menjadi "blao", maka Bangsa Inggris pun menyebut papyrus dengan paper, Bangsa Belanda dan Jerman menyebutnya papier, sedangkan Bangsa Spanyol menggunakan kata papel untuk mendeskripsikannya.

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 3:37 AM under
Mungkin kalkulasi adalah pelajaran produksi yang paling ditakuti di sekolah saya. Karena pelajaran ini penuh dengan angka-angka dan perhitungan yang rumit, dan bisa dibilang kakulasi itu adalah akuntansi-nya grafika. Namun bila teman-teman saya bilang kakulasi itu sulit, tapi tidak untuk saya. Tanpa bermaksud sombong atau meremehkan pelajaran tersebut, namun untuk saya kalkulasi tergolong mudah jika dibandingkan dengan pelajaran produktif lainnya. Karena dalam kalkulasi sebenarnya hampir tidak ada materi yang harus dihafal, paling-paling hanya ukuran kertas. Dan itupun tidak semuanya.
Dalam dunia grafika, kalkulasi adalah ilmu untuk menghitung biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk cetak. Biaya-biaya yang dimaksud meliputi: bahan, cetak, setting, foto reproduksi, montase, plate making, jilid, design, dan biaya lain yang diperlukan.
Pada umumnya perusahaan jasa grafika menentukan hara jual berdasarkan pada standar biaya yang telah disusun sebelumnya. Standar biaya tersebut merupakan nilai ganti yang diharapkan dapat mengembalikan modal perusahaan. Oleh karena itu, agar dapat menghitung harga barang cetakan, perusahaan harus mempunyai seorang estimator yang tugasnya menghitung harga pokok order cetak, harga jual, mengetahui apakah mesin sedang produksi atau tidak, serta menghitung kapasitas masing-masing mesin.
Lalu apakah kegunaan kalkulasi itu sendiri?
  1. Bagi Percetakan :
    • Menentukan harga jual jasa grafika
    • Mengantisipasi permintaan pasar
    • Mengetahui produktifitas dan keuntungan
    • Mengetahui biaya pembuatan suatu barang cetak
    • Mengetahui tingkat pengembalian modal perusahaan
  2. Bagi Konsumen :
    • Sebagai bahan negosiasi harga
    • Keperluan perencanaan anggaran
    • Mengetahui biaya cetak yang harus dikeluarkan
    • mengatisipasi biaya cetak periode mendatang
Dan pasti disetiap bidang yang ada tentu saja ada orang yang bekerja di bidang tersebut, nah untuk kalkulasi orang itu dinamakan Estimator. Dalam suatu perusahaan jasa grafika selalu ditempatkan tenaga-tenaga teknis grafis yang berkualitas dan kompeten, agar dapat memperoleh suatu hasil produk cetak yang baik sesuai permintaan pemesan, yaitu seorang estimator.
Berikut ini adalah tugas dan persyaratan bagi seorang estimator
  1. Tugas Estimator :
    • Menganalisis pekerjaan
    • Menganalisis kapasitas mesin
    • Menetapkan proses produksi
    • Memilih mesin sesuai spesifikasi pekerjaan
    • Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima
    • Mencari informasi perkembangan harga bahan
    • Menetapkan harga pokok
    • Memberikan alternatif harga kepada pimpinan
  2. Persyaratan Estimator :
    • Menguasai proses produksi
    • Menguasai perkembangan harga bahan
    • Memahami ukuran bahan
    • Menguasai ukuran mesin-mesin cetak
    • Memahami cara-cara perhitungan biaya cetak
    • Memiliki selera bisnis

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 3:36 AM under
Proses cetak merupakan inti dari proses produksi grafika, karena produksi massal dalam industri grafika dilakukan dalam proses cetak. Jika terjadi kesalahan hasil cetak maka kerugian terbesar terjadi dalam proses cetak. Oleh sebab itu, proses cetak menjadi bagian yang penting untuk dikendalikan. Lalu apakah sebenarnya proses cekak itu sendiri.
Secara fisika, proses cetak adalah gejala koloidal yang kompleks yaitu meliputi pencetakan, cairan kental yang bersifat plastis (tinta) terhadap permukaan bahan yang terdiri dari sekumpulan serat (selulosa/sintetis), pada kecepatan yang tinggi dengan tujuan untuk menghasilkan efek optik.
Pada dasarnya proses cetak itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yang saling berurutan dan setiap kejadian mempengaruhi hasil pada kejadian berikutnya. Berikut adalah urutan kejadiannya :
  1. Kejadian Awal
    • Acuan cetak mendapat tinta dari unit penintaan.
    • Bahan cetak bergerak untuk bersinggungan dengan acuan cetak yang membawa tinta
  2. Kejadian Utama
    • Kontak terjadi akibat adanya tenaga yang menekan kedua permukaan tersebut (tekanan cetak).
    • Kontak tersebut hanya terjadi dalam waktu singkat akibat adanya kecepatan (kecepatan cetak).
    • Akibat kejadian itu, ada lapisan tinta yang dialihkan ke permukaan bahan.
  3. Kejadian Akhir
    • Pada kejadian ini, terjadi gejala pembelahan lapisan tinta.
    • Sebagian lapisan tinta beralih ke permukaan bahan cetak.
    • Sebagian sesanya tertinggal di permukaan acuan cetak.
Pada proses cetak yang sebenarnya, ketiga kejadian tersebut terjadi secara sistematis pada kecepatan yang relatif tinggi. Untukitu sistem mekanik mesin cetak dirancang untuk mampu menangani ketiga kejadian tersebut secara terus menerus.
Dalam kejadian utama, terjadi dua gejala yang terjadi pada waktu yang bersamaan, yaitu pengalihan tinta ke permukaan bahan cetak dan penyerapan sebagian kecil lapisan tinta oleh bahan cetak.
Penyerapan lapisan tinta hanya terjadi pada bahan cetak yang permukaannya berpori, sementara untuk bahan cetak yang tidak berpori, penyerapan tinta akan digantikan oleh sifat "Adhesi" (tarik menarik) antara tinta dengan permukaan bahan cetak.
Maka kesimpulannya proses cetak merupakan proses alih tinta dari acuan cetak kepermukaan bahan cetak. Saat pengalihan tinta itu sendiri sangat menentukan mutu hasil cetak, karena keutuhan dari perwujudan citra gambar pada permukaan bahan cetak ditentukan oleh ketebalan lapisan tinta yang dialihkan.

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 3:12 AM under
Setahun yang lalu ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di SMK Grafika Desa Putera, ada beberapa kalimat yang masing saya ingat hingga saat ini, dan ketika saya tanya ke kakak-kakak kelas saya maupun para alumni, ternyata kalimat itu selalu diucapkan para guru di pertemuan-pertemuan awal. Kalimat itu berbunyi seperti ini, "Dalam hidupnya manusia selalu berhubungan dengan produk grafika, mulai dari akte kelahiran hingga surat keterangan kematian dibuat diatas kertas dan dicetak". Lalu apakah sebenarnya arti dari kata grafika itu sendiri.
Grafika adalah segala cara pengungkapan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dengan huruf, tanda, dan/atau gambar, yang diperbanyak dengan mencetak guna disampaikan kepada khalayak umum sebagai media massa.
Dan tentu saja masalah kegrafikaan ini tidak lepas dari perihal cetak mencetak. Secara sederhana, teknik cetak adalah suatu tahapan proses memindahkan gambar/tulisan ke media lain dengan memberikan tekanan. Hingga saat ini teknik cetak itu sendiri dibagi dalam bebrapa kelompok, yaitu cetak tinggi (letterpress), cetak datar (offset/lithographi), cetak dalam (intaglio/rotogravure), cetak saring (sablon/screen printing), dan lain sebagainya.
Berikut penjelasannya:
  1. Cetak Tinggi : Yaitu proses cetak dimana bagian yang mengalihkan tinta lebih tinggi dari yang tidak (prinsipnya sama dengan stempel rumahan).
  2. Cetak Datar : Yaitu proses cetak dimana bagian yang mengalihkan tinta sama tingginya dari yang tidak.

  3. Cetak Dalam : Kebalikan dari cetak tinggi, pada teknik ini bagian mencetak atau mengalihkan tinta lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak atau mengalihkan tinta.
  4. Cetak Saring : Berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya, di teknik ini tinta yang dialihkan akan melalui media saringan (screen). Sama seperti ketika anda melubangi suatu kertas membentuk pola tertentu dan menyemprotkan pylox melewati lubang tadi.

POSTED BY The Zaoldyeck Prince on 3:11 AM under
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat tugas untuk mendata ukuran cetak dari tiap-tiap mesin sebanyak mungkin. Awalnya saya kira tugas ini mudah, namun setelah dicoba ternyata cukup sulit juga. Guru saya menyarankan untuk mencari referensi mesin-mesin tersebut di perpustakaan sekolah, namun karena saya lebih suka menjelajah dunia maya daripada duduk sambil memegang buku, maka saya memutuskan untuk mencarinya diinternet, dan tentu saja dengan bantuan Google. Seperti biasa mencari sesuatu di dunia luas ini sangatlah mudah, tinggal mengetikkan keyword yang dicari, tekan enter, dan hasilnya pun terpampang didepan anda.
Namun dari sekian banyak "tawaran" yang diberikan google, ternyata hanya beberapa yang menyajikan apa yang benar-benar saya cari. Sisanya hanyalah efek samping dari SEO, dan itupun masih berbahasa inggris. Dari situ saya menyadari bahwa informasi kegrafikaan di dunia ini sangatlah sedikit. Bayangkan dengan banyaknya percetakan di Indonesia, nyatanya hingga saat ini hanya ada 15-18 sekolah grafika yang ada di Indonesia.
Untuk itu saya mencoba untuk memberikan informasi seputar grafika yang mudah-mudahan berguna bagia orang yang membutuhkannya. Ide untuk membuat situs seperti ini memang sudah muncul sejak lama, namun saat itu saya berpikir untuk bekerja sama dengan pihak sekolah untuk meng-online-kan Indigo, The Mading of SMK Grafika Desa Putera. Namun karena takut dengan proses birokrasi yang lama, dan lagi pula seorang teman saya yang mengaku ketua dari Indigo tersebut telah naik ke kelas 3, yang otomatis waktunya untuk ekskul ini pun semakin sedikit, maka ia pun tidak teralu bisa membantu saya. Untuk itu saya memutuskan untuk berjuang seorang diri. Ditambah lagi memang jadwal terbit Indigo ini semakin "ngelantur" jadi agak sulit juga untuk kerjasama-nya.
Dan terakhir, saya memang suka mendesain website namun agak bingung ketika harus mengisinya dengan apa. Karena itu dengan tema kegrafikaan yang memang dunia saya ini, mudah-mudahan blog ini akan berguna nantinya, sekaligus sebagai "catatan digital" untuk saya yang memang malas mencatat kalau di sekolah. Dan bisa dibilang blog ini adalah oposisi dari Mading Indigo versi cetak yang ada di "dunia nyata".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar